Kamis, 18 Februari 2010

SEBUAH NASEHAT BIJAK






Sebuah Nasehat Bijak


Hari yang cerah saat memulai langkahku, untuk melakukan semua rencana kegiatanku, dalam perjalanan menuju tempatku bekerja, saya berjumpa dengan salah satu siswaku di sebuah akademi kesehatan, dengan santun dia menyapa, selamat pagi dokter, dan serta merta kujawab dengan antusias, selamat pagi juga dik, dalam perjalanan kami terjadilah dialog yang entah mulainya darimana tiba tiba siswa ini menanyakan ke saya, dok bagaimana caranya kita membangkitkan semangat dalam berkarya atau meraih harapan kita, begitu kira kira pertanyaan yang dilontarkannya dengan raut muka yang serius dan penuh harap untuk mendapatkan penjelasannya. Sesaat saya terdiam dan menatap ke wajah siswa ini terutama sinar matanya, sepertinya ada menyimpan sesuatu yang terbebani tapi tidak mau diungkapkan, tapi biarlah ungkapku dalam hati, lalu kutanyakan sesuatu pada siswa itu, ada apa gerangan ?, ada sesuatu yg membebani pikiranmu ? ucapku lagi, dia menggeleng dengan raut muka yang berusaha dibuat tenang seperti ingin menutupi kekurangannya.

Baiklah kalau begitu, ucapku memulai ulasanku mengenai pertanyaannya tadi. Memang dalam hidup ini ada sesuatu yang harus kita jalani, entah itu menyenangkan atau sebaliknya, manis atau pahit, semua konsekuensi itu harus kita jalani dan kita hadapi, jangan pernah menyerah atau berusaha menghindar bahkan lari, ya itulah hidup yang memang mengharuskan kita untuk memilih, maju terus atau kalah dan memang itulah makna sebuah kehidupan yang juga merupakan sebuah pilihan, ada sebuah selogan yang menyatakan, hidup ini adalah pilihan, yang penting bagaimana cara kita menyiasati pilihan hidup itu, juga ada sebuah pesan bijak yg mengatakan, seorang disebut arif dan bijak dilihat dari bagaimana orang itu menentukan pilihan hidupnya, bukan dari apa yg sudah dilakukannya dalam hidup.

Kulirik wajah siswa itu, dengan tekun dia menyimak uraianku ini, timbul rasa empatiku untuk bisa meringankan bebannya, kulanjutkan uraianku itu, dalam hidup ini kita harus jujur pada diri sendiri dulu dan juga harus jujur kepada yang lainnya, lihatlah dimana letak kelebihan dan kekuatan yang ada pada diri kita, dan penting juga harus melihat kekurangan dan kelemahan kita, ini dibutuhkan sebuah kesadaran dan keberanian dalam melakukan sikap penilaian ini, kuncinya “jujur“, upayanya dengan membuka pikiran dan hati kita agar bisa berbuat sesuatu dengan baik, yaitu berpikirlah positif atau istilah kerennya positive thinking dan hati yang bersih istilah kerennya positive feeling, perpaduan dua hal ini akan memberikan energi yang dasyat dalam diri kita untuk menuju suatu titik yang kita sebut sebuah keikhlasan, nah inilah essensi dari hidup yang sesungguhnya, lalu timbul pertanyaan bagaimana cara kita menerapkan dalam hidup kita ini ?

Begini cara sederhananya, agar kita bisa meraih hidup yang kita inginkan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan bathin, kita harus memulai dari sesuatu yang kecil dulu, seperti jangan pernah kita memikirkan masa lalu kita yang suram karena ini akan membuat kita terkungkung dan terkurung dalam situasi yg menyulitkan kita, bahkan membuat hidup kita seolah berjalan ditempat dan mungkin cenderung menjadi mundur tanpa kemajuan yang berarti, bahkan parahnya bisa membuat kita sangat kecewa, marah, dendam, benci, menyalahkan diri sendiri dan lain lain, ini semua memberikan energi negatif yg sangat buruk, bahkan bisa menimbulkan keputusasaan yang berakhir dengn keinginan bunuh diri, yang berarti kematian.

Lalu caranya bagaimana ?, sebenarnya sederhana, cukup dengan istilah forget and forgive ( baca : Lupakan dan Maafkan ) yang diikuti ketulusan hati untuk melakukannya, ya…, lupakan dan maafkan, setelah itu ganti semua yang ada di pikiranmu dan hatimu dengan sesuatu yg positif, seperti rasa syukur, cinta, kasih, pemaaf, do’a dan lain lainnya, karena ini semua akan memberikan energi positif dalam diri kita, sehingga menimbulkan rasa senang, gembira dan hikmahnya kita bisa melakukan sesuatu dengan mudah, bukankah bila kita melakukan sesuatu apapun itu bentuknya, mau seberat apapun kalau hati dan pikiran kita senang semuanya menjadi ringan, lancar dan mudah ?

Tadi diawal uraian saya, saya sempat menyinggung lihatlah kekuatan dan kelemahan kita, biasanya kita kurang peka kalau menilai kekurangan kita, kuncinya cukup sederhana, yaitu buka lagi pikiran dan hati kita terhadap kritik dan saran dari orang lain, karena umumnya kita semua tidak menyadari kelemahan dan kekurangan kita, tetapi orang lain melihatnya dengan sangat jelas sekali, nah dengan masukan dari kritik dan saran inilah kita bisa memperbaiki semua kelemahan dan kekurangan kita sedikit demi sedikit, dari hari demi hari maka kita akan melangkah maju kedepan dengan semua kebaikan yang ingin kita raih, maka biasakanlah kita bersahabat dengan kritik dan saran dari orang lain dengan bijak tanpa prasangka prasangka yang buruk artinya kita kembali buka pikiran dan hati kita dengan berpikir positif dan berhati positif, karena ini akan memberikan energi positif pada diri kita.
Inilah sekelumit uraian singkat yang bisa kita petik, kuncinya adalah :
1. Jujur pada diri kita dulu
2. Buka pikiran dan hati kita
3. Cari kekuatan dan kelemahan kita
4. Berpikir positif dan berhati positif
5. Selalu mau menerima kritik dan saran
Dari semua poin diatas, bila kita lakukan dengan tulus, maka kita akan memperoleh sebuah keikhlasan dalam menjalani hidup yang penuh dengan harapan dan semangat yang baik, guna menuju kepada “kebahagiaan” hidup yg menjadi essensi kehidupan bagi semua insan.


0 komentar:

Posting Komentar